Iseng gak ada kerjaan, aku buka-buka file-file yang ada di laptopku ini. Agak berserakan sih data yang di laptopku ini, tapi ada satu folder yang tertata rapi. Folder itu folder foto. Foto-foto ini beberapa yang terabadikan kegiatannya. Di dalam folder foto ini aku buka folder "gunung sibayak" yang sudah lama tak terjamah dan melihatnya seakan kembali kepada masa-masa itu, pengalaman berharga sekaligus pengalaman pertamaku menaklukkan puncak gunung.
Setahun lalu, tepatnya setelah selesai UAS semester 5. Sabtu siang kami berangkat ke Berastagi, tempat dimana gunung sibayak berdiri kokoh di sana. Gunung sibayak dipilih karena pendakiannya tidak terlalu sulit, cocok untuk para pemula. Bisa dibilang ini sebagai pemanasan untuk menaklukkan puncak gunung yang lebih ekstrim.
|
kota Berastagi |
Persiapan sebelum mendaki di Berastagi
|
Andi |
|
Aku |
|
Riki |
Sebelum pendakian hujan sempat terjadi. Dan sempat pula membuat semangat kami hampir pupus untuk menaklukkan puncak sibayak. Ketika hujan sudah sedikit reda walaupun masih gerimis kami memutuskan untuk maju terus menaklukkan gunung sibayak.
|
kemah |
Satu lagi yang harus dilakukan yaitu membuat api unggun untuk menghangat diri dari dinginnya udara gunung yang menusuk tulang. Api unggun juga digunakan memasak perbekalan yang kami bawa. Bagian tersulit di sini ialah mencari kayu bakar kering setelah dari tadi terus diguyur hujan.
|
Riki mencari kayu bakar |
|
buat api unggun |
|
Masak air |
|
menikmati perbekalan |
|
Trio cetar petir |
|
aku, riki, dan andi |
Tengah malam, sekitar pukul 2 malam, perjalanan menuju puncak pun dimulai. Cahaya bulan bersinar terang menerangi malam yang tampak semakin dekat dari sini, menemani langkah demi langkah kami menuju puncak. Jalan menuju puncak ini cukup sulit, berbeda dengan jalan sebelumnya. Jalannya cukup mendaki ditambah lagi dengan jalan yang licin akibat hujan tadi.
Sekitar pukul 5 pagi kami sampai di puncak. Puncak gunung menyambut kami dengan udara yang semakin dingin dan kabut tebalnya mempersempit jarak pandang.
|
kabut tebal |
|
para pendaki lain terlihat seperti lukisan
siluet |
Inilah para penakluk puncak gunung sibayak
|
aku |
|
riki |
|
andi |
|
salmah |
|
shinta |
|
luapan kegembiraan |
Terik matahari yang membelah kabut menandakan kami harus segera meninggalkan puncak gunung
|
Terik matahari |
Banyak orang yang ingin mencapai puncak. Tapi tidak ada yang mau berlama-lama berada dipuncak
Serunyaaa, tika selalu mau ikut daki gunung dulu waktu masih kuliah tapi gak pernah dapat ijin.. Sekarang2 ini tika lagi rajin rayu adik aku biar mau ikutkan tika kalau mau naik gunung, karena beliau anak mapala :)
BalasHapuskata2 trakhir itu yang jadi semboyan terbaru pendaki gunung...
BalasHapushahaha curcol
bagus suhendri....kami boleh minta file foto2nya brother???
BalasHapuswah brarti sekarang waktunya skripsi dong mas................ :DD
BalasHapus