Selasa, 01 Oktober 2013

Mulai Dari Yang Besar

Tadi siang aku dapat mengambil sedikit pelajaran dari diskusi kecil antara aku, temanku dan abang seniorku. Sebuah diskusi tentang apa yang kami lakukan setelah tamat kuliah ini. Kerja atau membuat lapangan kerja atau melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi?. Mungkin sebagian besar bakal memilih kerja atau melanjutkan S2 dan ujung-ujungnya tamat S2 pasti kerja juga. Sedikit yang mau membuka lapangan kerja.

Berbagai alasan yang dilontarkan untuk tidak membuka lapangan kerja. Jawaban yang biasanya terjawab yaitu tidak ada modal yang cukup untuk membuka usaha, padahal kalo kita sudah berniat pasti bakal dimudahkan jalannya. Jawaban lainnya yaitu kerja dulu, setelah mempunyai uang sendiri dan tabungan yang cukup baru mencoba buka usaha. Kalo seperti ini apa mungkin orang yang sudah nyaman bekerja dengan gaji yang besar mau bersusah kembali memulai semuanya dari nol.

Aku sedikit kagum dengan apa yang dilakukan oleh seniorku ini. Dia sudah merencanakan untuk membuat proyek besar untuk dirinya sendiri dan dia berusaha keras untuk menyelesaikan proyek ini sendiri. Dengan bermodalkan buku, segala informasi, dan dari diskusi mulai dikumpulkannya sedikit demi sedikit kepingan-kepingan proyek tadi. Tapi masih ada kepingan puzzle dari proyek tadi yang belum terpecahkan teka-tekinya. 

Dari diskusi itu aku simpulkan aku harus memulai dengan sesuatu yang besar, dengan begitu aku akan berusaha keras bagaimana menjadikan butiran-butiran kecil pasir menjadi rumah yang kokoh dan megah. Itu bakal memotivasi kita untuk terus mengejarnya dan berhenti sampai kita meraihnya.

Dari kejadian ini aku coba mengkaitkan dengan sebuah cerita yang pernah aku baca. Begini kurang lebih ceritanya.

Seorang guru menyuruh muridnya membawa sebuah ember, batu besar seukuran kepalan tangan orang dewasa, batu kerikil, pasir dan air. Kemudian guru ini menyuruh muridnya memasukkan semuanya dalam sebuah ember. Namun apa yang terjadi ember tersebut tidak dapat menampung muatan yang terlalu banyak. Lalu guru mengajarkan supaya ember ini tidak kepenuhan. Masukkan terlebih dahulu batu besarnya, kemudian masukkan kerikil melalui celah diantara batu-batu besar tadi, kemudian masukkan pasir melalui celah-celah bebatuan, dan yang terakhir masukkan airnya. Ember itu pun tidak kelebihan muatan.

Mulai dari yang besar maka yang kecil-kecilnya bakal mengikuti.

1 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html