Sabtu, 05 September 2015

Rinduku

Malam ini terasa sangat menyesakkan. Berada diantara jejeran kendaraan yang saling tak sabaran. Semakin lama raungannya semakin menderu. Jeritannya semakin menggila. Mesin yang bekerja tiada henti, menimbulkan panas yang menguap. Memanaskan udara sekitar, menyebar dengan sangat cepat. Hal berbeda terjadi diatas sana. Tampaknya mendung. Bintang tak terlihat. Bulan terlihat samar dibalik tumpukan awan tebal.

Oh bulan, malam ini aku tak dapat melihatmu dengan jelas. Tapi itu sudah cukup untuk mengingatkanku dengan dirinya. Seperti malam-malam sebelumnya, kali ini aku juga memandangimu. Membayangkan wajahnya terpantul oleh cahaya pucatmu. Tersenyum padaku dengan senyumnya yang mempesona. Berharap dia juga memandangiku ditempat nan jauh di sana.

Aku dan dirinya hanya sepasang anak manusia yang sering bersama. Saling berbagi cerita. Saling berbagi ceria. Saling berbagi duka. Saling mengerti satu sama lain. Teman. Hanya teman. Bisa dibilang teman dekat. Tapi aku merasa berbeda jika berada dekat dengan dirinya. Aku merasakan kehangatan kasihnya. Merasakan kenyamanan bersamanya. Dirinya mampu menghadirkan keceriaan dalam hidupku dan membuat hidupku lebih berwarna.

Aku merasakan getaran itu dalam hatiku. Akupun merasa jika dirinya juga merasakan getaran itu. Namun ketika aku menginginkan lebih, lebih dari sekedar teman. Kabar itu menghancurkan segalanya. bagai halilintar yang menyambarku dengan cepat. Membumihanguskan semua yang telah tercipta. Keceriaan. Kehangatan. Kenyamanan. Semua musnah seketika. Kabar baik baginya. Tapi kabar buruk bagiku. Kabar jika dirinya baru saja memiliki hubungan dengan orang lain. Dengan teman baikku sendiri.

Aku mengambil langkah mundur. Menjauh dari dirinya. Aku tidak ingin melukai temanku. Menghancurkan persahabatan yang sudah lama terjalin. Lebih baik aku kehilangan dirinya daripada aku harus kehilangan sahabatku sendiri. Walaupun itu akan melukai diriku sendiri, ketika melihat mereka bersama. Dirinya juga seakan menjauh dariku. Semakin jauh ketika dirinya memutuskan pindah ke kota seberang. Kota yang tak mungkin dapat kugapai. Dirinya semakin tak terjangkau. 

Jam demi jam terlewati. Hari demi hari kulalui. Bulan demi bulan perlahan berlalu. Tahun demi tahun berganti . Hampa. Tanpanya hidupku seakan terasa berat. Hidup ini tak ada arti. Banyak pengganti dirinya yang datang dan pergi, silih berganti. Tak ada dirinya pada mereka. Di hatiku hanya ada dirinya. Dan entah kenapa, aku bisa merasakannya, jika masih ada diriku di dalam hatinya.

Di sini. Di depan emperan toko yang megah. Di atas trotoar jalan. Di atas bangku kayu yang kududuki. Diantara lalu lalang keramaian. Diterangi temaram lampu jalan. Di bawah langit mendung tanpa bintang. Oh bulan, tolong sampaikan salam rinduku padanya.

7 komentar:

  1. Iya sih, tp setidaknya sifat dan sikap yg sama dengannya

    BalasHapus
  2. Iya dong pasti ada rindu ya mas soalnya dirinya sudah bikin hidup menjadi berwarna dan ceria... hehehehehehehehehe :)

    BalasHapus
  3. aku rindu dengan seseorang yang jauh di sana :D

    BalasHapus
  4. bagus, ternyata teman bisa merusak suatu hubungan

    BalasHapus

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html