Dalam perjalananku dengan menggunakan sepeda motor dari
Langsa ke Medan, perjalananku lancar-lancar saja sampai akhirnya terdapat
kerumunan kendaraan di depanku. Dari belakang ku lirik jauh ke depan untuk
melihat apa yang terjadi. Pertama aku mengira bahwa telah terjadi kecelakaan di
depan yang membuat panjang kemacetan. Tapi ternyata setelah mulai mendekat ku
ketahui bahwa sedang terjadi razia kendaraan. Aku yang dengan pelan-pelan mengantri
dengan kendaraan lain melewati pos razia polisi. Beberapa mobil di-stop untuk
diperiksa, tapi kebanyakan mobil yang di-stop adalah mobil pribadi dan hanya
sedikit sepeda motor yang di-stop dan diperiksa. Mengetahui adanya razia aku langsung
memeriksa segala kelengkapanku. Mulai dari helm, lampu depan yang harus di hidupkan,
sampai tutup pentil ban pun ku periksa. Kemudian ku periksa kelengkapan
surat-suratku. Ku rogoh kantong belakangku, ku ambil sebuah dompet yang tidak
terlalu tebal ini tapi cukup berisi, ku bongkar-bongkar dompet ini dan akhirnya
ku temukan STNK dan SIM ku. Semua lengkap.
Dengan tenang aku melewati razia ini karena tidak ada yang
ku langgar, semuanya lengkap. Ku lihat beberapa sepeda motor di depanku melewati
razia tanpa adanya pemeriksaan. Aku menyangka kalo razia kali ini dikhususkan
untuk mobil saja. Tapi saat aku lewat, seolah-olah yang dilihat polisi ini
bukan lagi sepeda motor, melainkan sudah menjadi tumpukan duit yang dalam
bentuk bola besar yang menggelinding ke arahnya dan polisi dengan ancang-ancang
layaknya kiper professional yang siap menangkap bola ini.
Aku pun kena razia dan diperiksa semua kelengkapanku termasuk
STNK dan SIM. semua lengkap. Ku lihat
wajah polisi ini tampak kebingungan mencari-cari kesalahan apa yang bisa
ditimpakan padaku. Dilihatnya dari depan sampai belakang motorku. Dilihatnya
dengan teliti, lampu depan, lampu tangan, spion, lampu belakang atau lampu rem.
Semua lengkap dan berfungsi dengan baik. Sampai akhirnya matanya tertuju pada
no. polisi kendaraanku. Dipandangnya plat no. polisi yang janggal dilihatnya.
Ada yang berbeda pada no. polisi kendaraanku. No. polisi kendaraanku berkode BL
yang notabene adalah kode no. polisi kendaraan yang berasal dari Aceh. Sedangkan
sekarang aku berada di kawasan Sumatera Utara yang kode no. polisi kendaraannya
adalah BK. Lalu ditanyanya dari mana aku berasal dan mau menuju kemana. Ku
jawab bahwa aku berasal dari kota Langsa dan menuju ke Medan. Lalu ditanya lagi
apa tujuanku ke Medan. Ku jawab dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya
bahwa aku ke Medan untuk kuliah. Lalu dia memeriksa isi di dalam tasku. Diperiksanya
isi tasku dengan seksama dan teliti. Satu persatu isi tasku dikeluarkan dan periksa. Sesuatu yang mencurigakan dalam
tasku tidak ditemukannya. Lalu setelah melakukan pemerikasaan yang ketat dan
panjang, akhirnya aku dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan.
Saat itu aku masih bertanya-tanya dalam hati, apa
hubungannya peraturan berkendara dengan apa yang kubawa dalam tasku ini. Namun
dalam beberapa saat mesin pencarian dalam otakku menemukan sebuah link jawaban
pertanyaanku dan langsung membuka link tersebut tanpa adanya loading yang
membuatku tidak sabar menunggu. Di awali
dengan kode no. polisiku yaitu BL yang kode kendaraan tersebut berasal dari
Aceh. Aceh itu adalah negeri yang terbentang dengan sumber daya yang melimpah
dan tanah subur yang cocok untuk ditanami segala macam tanaman, termasuk
tanaman lima jari alis ganja. Selain dikenal sebagai serambi mekkah, Aceh juga
dikenal sebagai daerah penghasil ganja di Indonesia. Sampai-sampai kalo aku
pulang kampung ke Langsa, temanku yang di Medan dengan nada bercanda selalu
meminta oleh-oleh ganja. Dikiranya tanam ganja bisa di belakang rumah dan
dijual di pasar-pasar. Mungkin karena itu tasku pun sampai diperiksa, polisi
itu mengecek apakah aku membawa ganja karena orang yang melakukan perjalanan dari Aceh pasti
dicurigai sebagai pengedar ganja.
ahahaa...
BalasHapusmuka ente kayak teroris :p
muka boleh kayak teroris tapi hati hello kitty
HapusAhaha..
BalasHapusPesan mie Aceh dong mas :D
Salam persohiblogan...
Saya penasaran dengan namanya, karna sering disebut2 oleh Riki dalam postingannya. Terus, berselancar deh ke rumah mayanya :))
Salam persohiblogan...
HapusMie acehnya berapa bungkus, terus pedas apa gak :)
sering-sering mampir kak, pintu selalu terbuka lebar :)
hahaha...
BalasHapussiapa temen yg sering pesan daun 5 jari bos???
kau lah itu orangnya...
Hapus