Senin, 09 Desember 2013

Pejuang Tangan Kosong

Baru-baru ini aku dan temanku sempat bercerita tentang senjata-senjata seperti AK 47, M16, shotgun. Dari situ aku teringat kejadian masa kecil ku tentang senjata-senjata itu, tapi kali ini senjatanya dalam bentuk mainan anak-anak.

Kejadian ini terjadi saat aku masih anak-anak. Iya, aku juga pernah menjadi anak-anak, gak langsung gede. Dan kejadian ini terjadi saat lebaran alias hari raya idul fitri. Seperti biasa saat lebaran tiba mainan yang paling populer yaitu tembak-tembakan. Anak-anak mana yang gak mau memainkan mainan ini. Tembak-tembakan yang disediakan pun bermacam-macam bentuknya, mirip seperti aslinya. Ada pistol, AK 47, M16, sniper, shotgun. Yang paling populer dibeli itu biasanya shotgun. Kalo uda megang shotgun ini rasanya seperti  menjadi Arnold Schwarzenegger menggunakan shotgun saat melawan musuh-musuhnya.

Lebaran yang menjadi hari perayaan kemenangan diisi dengan peperangan oleh anak-anak. Tapi itu uda tradisi, dari aku kecil sampai sekarang aku remaja permainan ini gak luntur dimakan waktu. Dan selalu dimainkan saat lebaran tiba.

Setiap lebaran aku hanya bisa melihat anak-anak lain memainkan tembakannya. Hanya bisa melihat anak-anak lain memamerkan tembakannya. Tapi apa daya, sampai aku nangis darah pun gak akan pernah dikasi untuk membeli tembakan oleh orang tuaku. Mungkin itu yang terbaik untukku.

Bendera perang uda dikibarkan. Api emosi uda dikobarkan. Tantangan perang uda dilayangkan. Perang akan segera dilaksanakan. Perang antar lorong dalam sebuah kampung pun tak bisa terelakkan. Bukan perang dengan penuh rasa dendam, tapi hanya permainan untuk kesenangan.

Aku dan beberapa temanku yang tak punya senjata alias tembakan juga ikut berperang. Tanpa senjata tak membuat kami takut menghadapi peluru musuh. Dengan gagah berani kami berperang melawan musuh dengan tangan kosong. 

Peraturan perang yang sangat penting yaitu hanya boleh menembak bagian badan.

Pasukan bersenjata kedua kubu sudah saling berkumpul. Saat genderang perang dibunyikan perang pun dimulai. Tak dapat terelakkan lagi lesatan peluru tanpa henti. dentuman keras suara tembak menggema sesaat perang dimulai. Tembakan demi tembakan terus di lesatkan, tak ada yang bersembunyi, semua berdiri tegak di sebuah jalan yang menjadi medan pertempuran.

Di mana kami? Di mana kami para pejuang tangan kosong? Kami berdiri bahkan merunduk dibelakang pasukan bersenjata agar tak terkena tembakan. Saat perang telah usai, disitu kami beraksi.

Lesatan peluru telah berhenti, suara dentuman tembakan tak terdengar lagi. Peluru senjata kedua kubu telah habis, menandakan perang telah usai. Inilah saatnya kami para pejuang tangan kosong mulai beraksi.

Pejuang tangan kosong memulai aksinya. Saatnya kami maju di garis depan medan pertempuran. Bukan untuk saling adu kekuatan dengan kubu musuh. Bukan juga untuk saling adu jotos dengan kubu musuh. Tapi inilah menurutku perang yang sebenarnya. Kami para pejuang tangan kosong berperang untuk memperebutkan butir-butir peluru yang berjatuhan di medan pertempuran. Hasil dari perebutan peluru itu akan dijual kepada para pasukan bersenjata. Uang pun mengalir ke tangan pejuang tangan kosong. Eh, sekarang bukan tangan kosong lagi namanya, tangannya udah penuh dengan uang.

1 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html